Whistle
Blower Mechanism Andalan Pencegah Fraud Saat Pandemi Pandemi COVID-19 tidak
hanya sangat mengurangi aktivitas operasi perusahaan, tetapi juga mempengaruhi pengendalian dan pengawasan risiko. Ini memerlukan perubahan metodologis dari pengamatan langsung ke pengamatan jarak jauh.
Mekanisme Whistleblower (WBM)
Kita semua pernah mendengar istilah mekanisme
whistleblower, karena dalam bahasa Indonesia terdengar lucu: mekanisme "pembicara". Tujuannya adalah untuk membantu siapa saja yang ingin melaporkan adanya tanda-tanda
penipuan atau kejadian.
Mekanisme Whistle Blower (WBM) dirancang
sedemikian rupa sehingga whistleblower,
atau mereka yang tidak menyukai
fraud dan ingin melaporkan, akan
berani melaporkan kejadian fraud kepada perusahaan.
Kebiasaan dan perilaku penipuan
yang sudah berlangsung lama di Indonesia, serta kekhawatiran masyarakat Indonesia secara umum, membuat masyarakat takut untuk melaporkannya. Namun dengan metode yang baik dan terjaminnya kerahasiaan identitas
pelapor, WBM cukup efektif dalam
mencegah terjadinya fraud.
Setelah menerima laporan melalui
WBM, penyidik ??melanjutkan
penyelidikan. Penyidikan dimulai dengan mencari informasi dan bukti yang selengkap-lengkapnya dari pelapor, dan dilanjutkan dengan verifikasi terhadap bukti-bukti yang diperoleh. Dengan informasi dan bukti
yang kuat, para penyelidik mengkonfirmasi pembunuhnya.
Penilaian Langsung Sulit dilakukan
Semuanya dilakukan secara
rahasia dan langsung dan hanya sedikit
orang yang tahu. Kerahasiaan
harus benar-benar dihormati, meskipun
ada pertanyaan dari pejabat senior.
Kegiatan inspeksi langsung, yang biasanya
dilakukan oleh auditor, menjadi hampir tidak
mungkin dilakukan selama
kondisi pandemi. Selanjutnya jika diuji
lokasinya, baik lokasi pabrik, supplier
maupun cabang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus
meningkatkan strategi agar pengendalian
dan pengawasan selalu dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Terutama
dalam pencegahan risiko fraud.
Salah satunya adalah memastikan bahwa
Whistleblower Mechanism (WBM) dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan komitmennya
untuk melindungi pelapor.
Hilangkan mental pelaku
1.
Pencegahan penipuan dan penyegaran WBM harus diulang terus menerus 2.
Menunjukkan komitmen dari manajemen puncak 3.
Perbaiki peraturan perusahaan yang lemah untuk menghukum penipu
4.
Menghukum penipu seberat-beratnya 5. Kebangkitan melalui pembelajaran
agama masih sangat efektif
Beberapa hal lain, sehingga:
orang yang membenci kecurangan
akan berani melapor, tidak ada yang memaksanya
bawahan untuk ikut melakukan penipuan,
pelaku dan kaki tangan tidak
berani lagi melakukan penipuan. Apakah
pemantauan kondisi berbagai risiko dalam bisnis Anda masih efektif di masa pandemi ini? Atau Anda sadar bahwa ada risiko yang harus
diterima yang mengurangi profitabilitas bisnis Anda
|