• 09.00 s.d. 18.00

Whistle Blower Mechanism Andalan Pencegah Fraud Saat Pandemi

 

Pandemi COVID-19 tidak hanya sangat mengurangi aktivitas operasi perusahaan, tetapi juga mempengaruhi pengendalian dan pengawasan risiko. Ini memerlukan perubahan metodologis dari pengamatan langsung ke pengamatan jarak jauh.

Mekanisme Whistleblower (WBM)


Kita semua pernah mendengar istilah mekanisme whistleblower, karena dalam bahasa Indonesia terdengar lucu: mekanisme "pembicara". Tujuannya adalah untuk membantu siapa saja yang ingin melaporkan adanya tanda-tanda penipuan atau kejadian. Mekanisme Whistle Blower (WBM) dirancang sedemikian rupa sehingga whistleblower, atau mereka yang tidak menyukai fraud dan ingin melaporkan, akan berani melaporkan kejadian fraud kepada perusahaan.


Kebiasaan dan perilaku penipuan yang sudah berlangsung lama di Indonesia, serta kekhawatiran masyarakat Indonesia secara umum, membuat masyarakat takut untuk melaporkannya. Namun dengan metode yang baik dan terjaminnya kerahasiaan identitas pelapor, WBM cukup efektif dalam mencegah terjadinya fraud. Setelah menerima laporan melalui WBM, penyidik ??melanjutkan penyelidikan. Penyidikan dimulai dengan mencari informasi dan bukti yang selengkap-lengkapnya dari pelapor, dan dilanjutkan dengan verifikasi terhadap bukti-bukti yang diperoleh. Dengan informasi dan bukti yang kuat, para penyelidik mengkonfirmasi pembunuhnya.


Penilaian Langsung Sulit dilakukan


Semuanya dilakukan secara rahasia dan langsung dan hanya sedikit orang yang tahu. Kerahasiaan harus benar-benar dihormati, meskipun ada pertanyaan dari pejabat senior. Kegiatan inspeksi langsung, yang biasanya dilakukan oleh auditor, menjadi hampir tidak mungkin dilakukan selama kondisi pandemi. Selanjutnya jika diuji lokasinya, baik lokasi pabrik, supplier maupun cabang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus meningkatkan strategi agar pengendalian dan pengawasan selalu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Terutama dalam pencegahan risiko fraud. Salah satunya adalah memastikan bahwa Whistleblower Mechanism (WBM) dilaksanakan dengan baik sesuai dengan komitmennya untuk melindungi pelapor.


Hilangkan mental pelaku

1.    Pencegahan penipuan dan penyegaran WBM harus diulang terus menerus

2.    Menunjukkan komitmen dari manajemen puncak

3.    Perbaiki peraturan perusahaan yang lemah untuk menghukum penipu

4.    Menghukum penipu seberat-beratnya

5.    Kebangkitan melalui pembelajaran agama masih sangat efektif

Beberapa hal lain, sehingga: orang yang membenci kecurangan akan berani melapor, tidak ada yang memaksanya bawahan untuk ikut melakukan penipuan, pelaku dan kaki tangan tidak berani lagi melakukan penipuan. Apakah pemantauan kondisi berbagai risiko dalam bisnis Anda masih efektif di masa pandemi ini? Atau Anda sadar bahwa ada risiko yang harus diterima yang mengurangi profitabilitas bisnis Anda

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved