Rishi,
Krisis, dan Boikot Pajak Kegagalan
kebijakan pemotongan pajak dapat menyebabkan kejatuhan atau krisis
pemerintahan. Perdana Menteri Inggris Liz Truss menyadari hal ini pada
September 2022. Liz
Truss terpaksa mengundurkan diri karena penurunan nilai mata uang pound yang
signifikan dan penurunan indeks pasar saham. Peringkat kredit obligasi dan
surat utang pemerintah Inggris turun secara signifikan dan para kreditor utang
mulai menuntut bunga yang lebih tinggi atas obligasi mereka. Publik Inggris
marah dengan rencana Liz yang tiba-tiba menurunkan pajak hanya untuk mendorong
investasi demi pertumbuhan ekonomi. Hal ini menimbulkan pertanyaan dari publik
dan kreditor Inggris. Jika pendapatan pajak berkurang, dari mana Inggris akan
membayar layanan publik dan bantuan sosial akibat krisis pangan dan bahan
bakar?
Liz menjawab bahwa defisit anggaran akan dibiayai dengan meminjam. Jawaban ini menimbulkan keraguan, karena akan meningkatkan nilai utang Inggris dan memicu bunga pinjaman yang lebih tinggi. Nilai tukar Pound terhadap Euro dan Dolar AS telah jatuh ke level terendahnya. Tidak ingin memperpanjang proses ini, Inggris menunjuk Rishi Sunak, seorang imigran dan mantan menteri keuangan yang dianggap lebih konservatif, untuk menggantikan Riz Truss. Rishi ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, menekan inflasi, dan mengurangi utang pemerintah. Jika semua hal ini berhasil, pemotongan pajak yang dilakukan Truss akan sukses.. https://www.pajak.go.id/id/artikel/rishi-krisis-dan-boikot-pajak |