Ragam Jenis Piutang Piutang didefinisikan
sebagai klaim terhadap pihak lain dalam bentuk uang, barang atau jasa yang
dijual dengan sistem kredit. Sedangkan dari segi akuntansi, piutang memiliki
arti yang lebih sempit, yaitu merupakan tagihan kepada pihak ketiga yang
seharusnya diselesaikan dengan menerima sejumlah uang tunai. Pada umumnya piutang
yang timbul dari atau timbul dari pembelian
dan penjualan barang dan jasa perusahaan
oleh pihak berelasi baru
dilakukan setelah tanggal transaksi. Hutang dan piutang memang dua hal
yang saling berkaitan sehingga banyak orang menganggapnya sama padahal
pengertian hutang dan piutang tidak sama. Untuk membedakan piutang, selanjutnya kita ingat secara
singkat ciri-ciri 1. Ada nilai untuk
jatuh tempo. 2. Ada tanggal jatuh
tempo pembayaran. 3. Ada bunga. Piutang dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu piutang pelanggan, yaitu piutang yang tidak bertindak
sebagai penjamin tetapi membuka rekening dengan jangka waktu pembayaran yang
relatif singkat yaitu 3090 hari. Berikut ini adalah contoh piutang usaha: 1. Piutang Usaha Jumlah yang dibeli
secara kredit dari pelanggan biasanya
timbul dari penjualan barang atau jasa
dan diharapkan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. 2. Piutang Wesel Surat yang diterbitkan
untuk mengukur suatu utang yang diharapkan dapat ditagih dalam waktu 60-90 hari
atau lebih dan memaksa debitur untuk
membayar bunga. 3. Piutang lain-lain Piutang termasuk
jumlah non-bisnis seperti piutang bunga, upah, uang muka kepada karyawan dan
pengembalian pajak. Kategori piutang
berikutnya adalah piutang non-komersial, yaitu piutang lain-lain adalah
golongan piutang yang termasuk piutang non-komersial yang tidak timbul dari
kegiatan usaha perusahaan, oleh karena itu piutang tersebut diperhitungkan
sebagai bagian yang terpisah dari neraca
saldo. Berikut adalah contoh piutang
yang tidak dapat diperdagangkan: 1. Penjualan surat
berharga atau aset selain barang dan jasa. 2. Pembayaran di muka
untuk pembelian. 3. Saham diterbitkan. 4. Uang muka untuk
pemegang saham, direktur, pejabat, karyawan dan
afiliasi. 5. Setoran awal untuk
mengamankan kontrak atau membayar biaya. 6. Klaim atas
kehilangan atau kerusakan produk.
7.
Simpanan pada kreditur, perusahaan utilitas dan lembaga lainnya |