• 09.00 s.d. 18.00

REVOLUSI industri selain mengubah corak produksi, juga mengubah customer behaviour. Konsekuensinya, para pengusaha harus menyesuaikan diri agar dapat bertahan di persaingan industri dan pasar. Perubahan costomer behaviour adalah risiko yang paling sulit diprediksi dalam perencanaan bisnis. Perubahan perilaku bukan sesuatu yang sepele, karena berkaitan erat dengan keputusan customer untuk membeli, loyal atau beralih ke produk subtitusi. Di zaman ini, memuaskan keinginan adalah bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan. Contohnya, kegunaan fisik dari suatu produk bukan lagi indikator tunggal dari motif keputusan pembelian. Tapi lebih dari pada itu, customer ingin something bigger, yaitu sesuatu yang bernilai, berkesan dan berkelas. Setelah sebuah produk mampu untuk memenuhi kebutuhan, customer melangkah lebih dalam, menuntut sesuatu yang melampaui batas dari suatu produk. Jika memang demikian, cukupkah product marketing saja sebagai peralatan tempur di tengah customer mindset yang sudah berubah? Jawaban saya, tidak. Customer ingin self-imege dari suatu produk yang hanya mampu dihadirkan melalui product branding. Membedakan product marketing dan product branding Menurut halaman Drift, product marketing merupakan aktivitas memasarkan produk kepada customer dengan harapan mereka akan melakukan pembelian. Product marketing bicara soal produk, distribusi, harga atau diskon, tujuannya adalah transaksi. Sementara product branding adalah upaya memunculkan nilai dari suatu produk yang erat kaitannya dengan self-image, preference, emosi bahkan ideology customer.

Product branding berupaya agar customer tidak hanya menjadi pembeli, tapi juga menjadi bagian dari keseluruhan konten produk. Product branding bicara soal experience, tujuannya trust. Singkatnya, product marketing adalah aktivitas memasarkan produk yang diinginkan oleh costumer. Sedangkan product branding membuat customer menginginkan produk Anda. Kenapa harus branding? Produk tanpa branding membuat customer tidak mengenal dan mengetahui alasan produk dan perusahaan Anda ada karena apa. Jika tidak ada alasan atau sesuatu yang spesial, tidak ada alasan customer harus membeli atau bertahan dengan produk Anda. Tapi yang perlu diketahui, brand buka logo, slogan, atau merk. Brand adalah nama yang dipadukan dengan value.

Value membuat nama menjadi brand, membawa kesan yang berbeda dari kompetitor meskipun produknya sama. Dengan brand, pengusaha mengatur arah bisnis mereka untuk membentuk presepsi di benak customer. Lewat persepsi itulah, brand menciptakan diferensiasi. Persepsi yang tertaman kuat di benak customer akan menjadi brand awareness, membentuk believe system dan tribes.

Brand yang kuat bahkan seolah jadi ideology bagi si customer. Mereka rela melakukan apapun untuk brand tersebut. Product branding memancing dorongan psikologis di mana customer tidak lagi mempersoalkan rasionalitas di balik fungsi atau fitur suatu produk. Jelas, bicara soal branding bukan sekadar manfaat fisik dari produknya, tapi power believe system. Believe system timbul karena experience dari customers. Saat mereka pakai produknya, mereka merasa punya self-image dan jadi “something” dari produk tersebut. Product branding memberikan kesempatan kepada customer untuk jadi bagian dari something bigger dan merasa perlu untuk mengekspresikan dirinya ke publik. Produk dengan branding yang kuat otomatis membentuk believe system, dan jika believe system sudah terbentuk maka brand tersebut akan menciptakan devoted customer.

Kalau sudah begitu, yang menjadi sasaran tidak lagi segmentasi seperti usia, gender, pendapatan atau level pendidikan, tapi semua orang yang ingin jadi “something”. Jika bisnis Anda mau maju dan berkembang, fokus saja dengan product branding dari pada product marketing. Apa memang begitu rumusnya? Jawaban saya, tidak. Branding, marketing dan selling adalah satu kesatuan dari big marketing activity yang seharusnya tidak terpisahkan. Selling merupakan aktivitas menjual produk tanpa harus memikirkan kebutuhan, keinginan, perilaku, kebiasaan dari si customer, yang terpenting produk terjual habis dan laris manis. Marketing adalah usaha atau strategi yang dilakukan untuk menarik minat customer agar terjadi pembelian.

 

sumber: https://money.kompas.com/read/2022/08/03/093000926/product-marketing-atau-product-branding-?page=3

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved