Penyajian Aktiva Lancar yang Berhubungan dengan
Segi Perpajakan Memasuki era globalisasi maka persaingan bisnis semakin ketat
sehingga menyebabkan organisasi perlu menganalisa serta evaluasi perkembangan
bisnisnya. salah satu evaluasi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan
fokus analisa laporan keuangan yang sifat nya sangat penting untuk
keberlangsungan usaha. Hal penting yang menjadi faktor utama organisasi adalah
Aktiva lancar. aktiva lancar organisasi dapat berpengaruh pada beberapa
keputusan strategis manajemen untuk keberlangsungan usaha. Menurut PSAK 1 (2015
: 13) Organisasi dalam menjalankan kegiatan nya perlu menyusun laporan keuangan
dalam memberikan informasi yang berupa penyajian secara terstruktur dari posisi
keuangan dan perfoma suatu entitas. Laporan tersebut terbagi menjadi laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan kompehensif lain, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. untuk
itu dapat diandalkan informasinya jika penyajian laporan dilakukan dengan cara
yang sesuai.
Hubungan antara penyajian aktiva lancar dengan perpajakan inilah yang
menyebabkan organisasi memperoleh dana yang likuid untuk kepentingan
operasional yang berguna untuk mendanai seluruh pengeluaran. misal sebagai
contoh perusahaaan yang bergerak di bidang industri manufaktur memiliki dana
likuid posisi bank adalah sebesar 100 juta rupiah dan memiliki hutang kepada
vendor yang memiliki NPWP untuk jasa training karyawan sebanyak 20 juta rupiah
dan karena transaksi tersebut berupa jasa maka sesuai dengan Peraturan menteri
keuangan 1 1/PMK.03/2015 transaksi dipotong pajak sebesar 400.000 (2% dari
nilai transaksi) dengan metode self assesment. Setelah biaya diakui maka
organisasi wajib untuk mengakui juga hutang pajak yang bersifat jangka pendek
untuk dipotong dan dibayarkan kepada kas negara maka dari itu organisasi perlu
memperhatikan dari sisi cash flow pengeluaran yang menjadi titik perhatian
apakah dengan uang yang dimiliki perusahaan tersebut suka tidak suka dan mau
tidak mau harus dikeluarkan untuk kewajiban jangka pendek nya.
Hal lain yang menjadi perhatian dari organisasi ialah dengan pembayaran untuk
keperluan kegiatan operasional perusaahan atas aset yang dimiliki biasa nya
pajak jenis ini masuk kepada pendapatan daerah misal Pajak Bumi dan Bangunan,
Pajak kendaraan bermotor, Pajak reklame dan retribusi. untuk pajak jenis ini
perusahaan yang memiliki transaksi tersebut karena tujuan nya adalah tax
complience atau taat pajak maka perusahaan harus dapat mengelola aktiva lancar
nya untuk pemenuhan pembayaran pajak tersebut.
Hal ini juga menjadi faktor keberhasilan sebuah perusahaan dengan mengelola
aktiva lancar nya agar dapat membayar kebutuhan perusahaan namun kembali lagi
kepada faktor bisnis masingmasing organisasi yang berbedabeda karena jika
aktiva lancar terlalu tinggi juga dapat berdampak pada rasio lain seperti rasio
return on aset. Hal ini menjadi
tolak ukur bagi perusahaan dalam
manajemen laba. Tujuan ini kembali ke awal teks, yaitu untuk menciptakan kelangsungan atau keberlanjutan
bisnis yang diharapkan
pemerintah secara tidak langsung karena ini akan meningkatkan tingkat
pertumbuhan ekonomi serta
kontribusi pajak yang harus dibayar oleh organisasi.
|