Dalam suatu
perusahaan, ada banyak kegiatan yang bisa diberikan kepada karyawan untuk
meningkatkan kompetensinya. Bahkan, hal ini wajib dilakukan karena dinilai
mampu berdampak baik pada kemajuan perusahaan. Setiap karyawan yang memiliki
nilai lebih tentu akan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kreativitas
kerja. Maka dari itu, pengembangan karyawan harus dilakukan secara serius yang
disertai dengan proyeksi pada masa depan. Hal ini juga dijelaskan oleh Mincot,
admin HRD Bacot, dalam siniar Obsesif musim kelima bertajuk “Pentingnya
Pengembangan Karyawan”. Di sana, ia menekankan pentingnya pengembangan karyawan
dengan berbagai model yang bisa dicoba oleh perusahaan.
Jangan sampai karyawan yang bekerja dibiarkan saja
kompetensinya. Jika ingin memiliki pola pikir maju (growth mindset) dan kritis,
tentu mereka juga harus difasilitasi dalam pengembangannya.
Menurut Mincot, idealnya pengembangan karyawan
menggunakan konsep 70, 20, 10. Angka-angka ini merupakan persentase dari 100
persen waktu belajar seseorang dalam lingkup pekerjaan.
Jika dijabarkan 70 persennya adalah experiential
learning, yaitu proses pembelajaran karyawan lewat pengalaman langsung.
Sementara itu, 20 persen berupa social learning, yaitu para karyawan belajar
lewat hubungan sosial atau biasanya dengan orang-orang yang lebih
berpengalaman. Terakhir, adalah formal learning yang memiliki persentase 10
persen. Di dalam pembelajaran jenis ini, karyawan difasilitasi lewat aktivitas
yang tersusun rapi, seperti modul atau jadwal kelas. Melalui angka persentase,
kita bisa menyimpulkan bahwa experiential learning adalah metode yang paling
penting. Maka dari itu, karyawan dengan pembelajaran jenis ini harus didampingi
oleh mentor atau atasan agar bisa dikoreksi jika melakukan kesalahan.
Selain konsep, ada pula model pengembangan
karyawan yang bisa dicoba. Pertama adalah job enlargement. Model ini biasanya
dilakukan dengan menambah beban atau tanggung jawab suatu karyawan.
Hal yang paling menonjol dalam model ini adalah
penambahan bobot pekerjaan di luar posisi. Biasanya, model ini digunakan oleh
perusahaan yang dana dan jumlah karyawannya masih minim. Kedua ada job
enrichment, yaitu dengan menambah kewenangannya dalam bidang atau posisi yang
sama. Misalnya, jika sebelumnya tanggung jawabnya hanya menyajikan data, kini
karyawan tersebut harus bisa menganalisis hingga menentukan keputusan atas data
yang disajikan.
Ketiga, yaitu melalui social learning. Model
pengembangan jenis ini akan menggunakan pihak kedua untuk membantu karyawan
berkembang. Ada dua metode, yaitu coaching dan directing. Coaching biasanya
dilakukan dengan membantu karyawan untuk memperluas daya kritisnya lewat
pertanyaan pancingan. Hal ini dilakukan agar mereka bisa menemukan solusi lewat
pemikirannya sendiri. Dalam metode ini, atasan atau mentor tak boleh
mengarahkan dan memberikan solusi secara gamblang. Sementara itu, directing
dilakukan oleh atasan dengan cara memberikan arahan kepada karyawan terkait
tugas-tugas yang harus dikerjaan. Meskipun kedua metode tampak berbeda,
keduanya tetap harus punya waktu interaksi yang cukup agar usaha
pengembangannya lebih interaktif. Jika berhasil menunjukkan kemajuan sesuai
tenggat dan target yang diminta, nantinya karyawan bisa diberi bonus atau
penghargaan sesuai dengan programnya. Hal ini pun kembali disesuaikan dengan
kebijakan perusahaan masing-masing.
sumber: https://money.kompas.com/read/2022/05/30/150000726/pentingnya-pengembangan-karyawan-untuk-perusahaan?page=2
|