Pemerintah mulai mewaspadai ancaman resesi ekonomi global ke Indonesia. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah terus melihat dinamika yang terjadi di global saat ini.
"Kita harus waspadai terus (resesi ekonomi), karena dinamikanya kan tinggi, jadi seperti apa nanti kita lihat datanya, nanti Amerika datanya seperti apa, UK datanya seperti apa, perdagangan kita," ujar Suahasil usai rapat kerja di DPR RI, Jakarta, Kamis (16/6). Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa saat ini kondisi Indonesia dinilai lebih baik dari sebelumnya. Cadangan devisa juga masih tinggi, USD 135,6 miliar per Mei 2022. Angka ini diprediksi terus meningkat, seiring membaiknya ekspor. "Namun kita tetap waspada. Semua ini kan sedang bergerak, jadi ya setiap saat kita akan melakukan kalibrasi dan rekalibrasi dari kebijakan kita," jelasnya. Dia menuturkan, perekonomian Indonesia juga masih kuat, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas global. Selain itu, inflasi juga masih tetap stabil. "Nilai tukar kita tetap jaga tadi dengan cadangan devisa yang dengan penerimaan ekspor kita yang cukup baik, mestinya kita bisa menjaga supaya fondasi kita itu jauh lebih kuat dan siap," tambahnya. Sejumlah negara saat ini terancam kembali mengalami resesi, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Inflasi yang sangat tinggi di AS serta kenaikan suku bunga, mengancam prospek pertumbuhan negara tersebut. Sementara di Inggris, ekonomi negara tersebut terancam turun akibat konflik geopolitik Brexit-Uni Eropa. Sumber: katadata |