• 09.00 s.d. 18.00

Pansos Itu Apa Artinya?

Pansos Itu Apa Artinya?

Pansos berarti "mendaki masyarakat". Merupakan konsep sosiologis untuk menjelaskan gejala peningkatan kelas/kelas dalam diri seseorang. Misalnya, dari kelas pekerja ke kelas master. Kebalikannya adalah "sink society", mungkin disingkat "ansos". Merupakan konsep sosiologis untuk menjelaskan gejala-gejala stratifikasi/pengurangan kelas sosial seseorang. Misalnya, dari majikan ke karyawan. Ada dua aliran jaminan sosial. Jalur lambat dan jalur cepat.


Jalan lambat mengacu pada proses sosial secara bertahap meningkatkan status sosial seseorang. Dari miskin menjadi kaya, dari utusan menjadi tuan, dari lemah menjadi kuat. Panso ini berkonotasi positif.
Umumnya melalui proses perjuangan sosial yang panjang. Misalnya, ada anak-anak yang didemobilisasi dari golongan bawah dan bersekolah hingga lulus dari perguruan tinggi. Kemudian ia bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan perkebunan. Berdasarkan pengalaman ini, ia mendirikan dan kemudian mengembangkan perusahaannya sendiri. Setelah bisnisnya berkembang, ia terjun ke dunia politik, mendukung calon presiden. Ketika calon presiden yang didukungnya terpilih sebagai presiden, dia kemudian terpilih sebagai menteri.


Di sisi lain, jalur cepat mengacu pada lompatan status sosial, melewati, seketika atau melanggar kompas. Panso ini berkonotasi negatif. Di kalangan milenial, istilah kesejahteraan juga sering diasosiasikan dengan “tidak ada” yang tiba-tiba diasosiasikan dengan selebriti. Misalnya, pria tampan tapi miskin tiba-tiba berkencan dengan Youtuber cantik tapi kaya dan terkenal. "Huh, jejaring sosial," cekikikan netizen generasi muda. Cache sosial juga sering dikaitkan dengan seseorang yang suka berbagi foto dengan implikasi "wow" di akun media sosialnya. Misalnya: foto bareng Jokowi (kebetulan berpapasan dan selfie), foto bareng Luna Maya (mungkin ketemu di mall atau lounge bandara), foto bareng Pratama Arhan (saat belum terkenal), dll. Kedua contoh pada dua paragraf di atas bukanlah bantuan sosial yang nyata, karena tidak mengarah pada peningkatan status sosial yang nyata. Hanya perasaan "wow". Hal-hal seperti itu dapat disebut “manfaat palsu” atau “manfaat palsu”.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved