• 09.00 s.d. 18.00

PSAK 2 tentang Arus Kas

Menurut PSAK 2 menyatakan Laporan Arus Kas, penyajian arus kas dibagi menjadi tiga bagian

a. aktivitas operasi: meliputi berbagai macam aktivitas yang mengikuti daftar operasi perusahaan, seperti penjualan barang dan jasa, pembelian bahan baku, dan kompensasi atas kelelahan karyawan.

b. aktivitas investasi: meliputi pemikiran keluar-masuk yang mengikuti daftar kapitalisasi perusahaan, seperti pembelian atau penjualan modal tetap, pembelian saham, dll.

c. c. Aktivitas pendanaan: mencakup pemikiran tentang pembayaran masuk dan keluar yang mengikuti daftar keuangan perusahaan, seperti pinjaman bank dan pembayaran dividen.

Selain itu, pelaporan arus kas terdiri dari dua bentuk

1. Arus kas langsung adalah prosedur untuk membagi ketulusan dan kontribusi kuil dalam bagian-bagian yang berurutan ke dalam pengaduan pencairan kas. Sebagai contoh, jika bagian perusahaan mengikuti penjualan suatu produk, cerita ini dicatat seolah-olah bagian bait suci mengikuti pelanggan. Di sisi lain, jika perusahaan menebus uang kelelahan karyawan, kisah ini dicatat sebagai remunerasi kotak penyimpanan karyawan.

2. 2. Arus kas tidak langsung: adalah preskripsi akuntansi yang menekankan pada wajah perhitungan arus kas simpanan dari bentuk apresiasi modal dan kerentanan perusahaan. Dalam resep ini, laba rugi dikoreksi sebelum akrual, penyusutan, dan hasil item dinamis lainnya yang tidak dapat dibiayai diperkirakan.

Arus kas mengatur pemikiran yang luas dan ungu yang dialami perusahaan. Dalam akuntansi, perencanaan arus kas sangat penting sebelum mencerna kesegaran keuangan perusahaan dan pengambilan keputusan.

Metode arus kas langsung memberikan ketulusan dan tamba kuil yang sedang berlangsung, menyederhanakan pelacakan pemikiran kuil dan menunjukkan likuiditas perusahaan. Namun, metode ini tidak menunjukkan nilai modal atau bentuk kerentanan yang dihasilkan.

Metode arus kas tidak langsung menunjukkan bentuk martabat dan kerentanan modal yang dihasilkan, meninggalkan fakta serpih dari cerita brankas non-bank dan menunjukkan brankas perusahaan yang sebenarnya. Namun, persepsi akuntansi yang lebih terjalin dan, semoga, lebih meresap diperlukan, terutama terhadap pengakuan pembicaraan non-bank.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved