• 09.00 s.d. 18.00

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 tercatat surplus sebesar 4,53 miliar dollar AS. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan mencapai 9,33 miliar dollar AS.

Nilainya jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,52 miliar dollar AS, maupun tahun 2020 sebesar 2,54 miliar dollar AS."Surplus neraca perdagangan pada bulan Maret 2022 sebesar 4,53 miliar dollar AS. Kalau dari catatan kami, neraca perdagangan sudah surplus untuk 23 bulan beruntun,". Komoditas terbesar menyumbang surplus pada Maret 2022 masih dipegang oleh bahan bakar mineral (HS27), diikuti minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Surplus terjadi dengan tiga negara, yakni AS, India, dan Filipina.

Margo menjelaskan, surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) adalah yang tertinggi. Nilainya mencapai 2.039,8 juta dollar AS. "Komoditas penyumbang surplus adalah lemak dan minyak hewan nabati, serta alas kaki. Sementara itu, surplus dengan India mencapai 1.211,5 juta dollar AS. Komoditas penyumbang surplus, yakni bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Sedangkan dengan Filipina, surplus mencapai 916,9 juta dollar AS. Komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya. "Mudah-mudahan tren surplus terus meningkat dan memberikan dampak pada pemulihan ekonomi di Indonesia,"

Defisit neraca perdagangan

Namun, Indonesia masih mengalami defisit dengan Thailand, Australia, dan Argentina. Defisit tertinggi dengan Thailand mencapai 565,6 juta dollar AS. Komoditas penyumbang surplus adalah gula dan kembang gula (HS17), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84).

Sementara itu dengan Australia mengalami defisit sebesar 515,9 dollar AS. Komoditas penyumbang defisit adalah bahan bakar mineral, dan serealia. "Sedangkan dengan Argentina kita mengalami defisit 261,6 juta dollar AS. Komoditasnya adalah serealia, diikuti ampas sisa industri makanan,"

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved