Mengulas Gaya Kepemimpinan yang Cocok dengan Usaha Mikro Kecil Menengah
Di era sekarang ini, usaha mikro, kecil dan menengah sangat digemari oleh para pengusaha Indonesia. Apalagi saat ada pandemi, usaha mikro, kecil dan menengah yang bisa bertahan dan berkembang. Mengutip wikipedia, mendefinisikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai "istilah umum dalam ilmu ekonomi yang digunakan untuk menyebut usaha produksi ekonomi yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha menurut kriteria yang ditentukan. didefinisikan oleh Undang-Undang No. 2008. UMKM adalah usaha yang dijalankan oleh perorangan, rumah tangga atau usaha kecil
Gaya kepemimpinan
ini merupakan gaya kepemimpinan
yang paling ramah untuk jenis UMKM ini.
Karena gaya kepemimpinan ini selalu mengutamakan diskusi dan saling menerima kontribusi antara atasan dan bawahan. Setiap keluhan karyawan dapat dipertimbangkan oleh atasan saat mengambil keputusan. Masalah cenderung cepat terselesaikan
karena menemukan solusi yang tepat dan praktis.
Secara umum UMKM dengan
sedikit karyawan memiliki gaya demokrasi yang sangat efisien dan efektif, membangun lingkungan kerja yang sehat, tidak memiliki senioritas
yang tinggi untuk membantu karyawan merasa lebih nyaman dan
efektif dalam bekerja.
Namun, ketiadaan gaya
kepemimpinan ini ketika
diterapkan di UMKM adalah manajemen yang tidak terlalu dihormati atau mayoritas karyawan selalu mengeluhkan
keputusan manajemen dan tidak menghormati keputusan manajemen
peraturan perusahaan dengan kehendak
bebas. Setelah itu, sulit untuk membuat
regulasi meskipun dalam beberapa kasus
regulasi sangat penting untuk kemajuan UMKM. Gaya kepemimpinan otoriter tidak cocok untuk jenis usaha UMKM. Jenis gaya ini menempatkan bos di atas segalanya dan karyawan hanya berkewajiban untuk mengikutinya. Akibatnya, sebagian kecil karyawan di suatu UMKM akan merasa terbatasi mobilitasnya dan hanya akan menampung keluhan-keluhannya. mengarah pada produktivitas kerja yang buruk, mudahnya pertengkaran antara karyawan dan atasan karena kurang terbukanya diskusi satu sama lain, menciptakan pemimpin yang arogan dan otoriter karena hanya pemimpin yang memutuskan. sangat mungkin bahwa para eksekutif dengan mudah mengambil aset perusahaan atau menyuap. Inilah sebabnya mengapa jenis kepemimpinan ini tidak cocok untuk usaha mikro, kecil dan menengah. Gaya kepemimpinan ini ditemukan di militer karena mereka memiliki peraturan yang kuat dan mengikat serta kerangka hukum yang jelas.
Gaya kepemimpinan ini juga tidak memungkinkan karyawan untuk mengekspresikan ide-ide mereka seperti gaya kepemimpinan otoriter, tetapi memiliki kesepakatan sebelumnya bahwa ada kontrak yang disepakati antara karyawan dan bos, pemilik tidak disarankan. dilanggar. Untuk tipe kepemimpinan UMKM ini patut dicoba, namun sebelum menerapkannya penting untuk memastikan bahwa atasan telah menetapkan syarat kontrak dengan benar, tanpa ada pihak yang diuntungkan atau dirugikan. Dan semua itu dilakukan untuk mengangkat UMKM. Gaya kepemimpinan ini membutuhkan loyalitas yang besar dari karyawan dan atasan.
|