• 09.00 s.d. 18.00

Auditing adalah proses sistematis pengumpulan bukti objektif adanya peristiwa ekonomi, dengan tujuan menyelaraskan tingkat pelaporan dengan kriteria yang ditetapkan, mengirimkan hasilnya kepada pengguna. dan juga untuk menyatakan pendapat atas kebenaran laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi. Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan informasi apa selama periode audit yang biasanya disajikan dengan kriteria yang ada. Auditor membutuhkan bukti audit sebagai pendahuluan untuk opini yang berkualitas tinggi dan andal. Bukti dapat diperoleh dengan beberapa cara, yaitu dengan pemeriksaan, pengamatan, permintaan keterangan dari pihak yang berkepentingan dan konfirmasi atas laporan yang sebelumnya diserahkan kepada auditor.


Kewenangan bukti audit itu sendiri atas bukti tersebut dikelola dan dapat dipercaya. Jika bukti audit yang diperoleh bersifat otoritatif, auditor akan sangat membantu dalam menentukan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit telah disajikan dengan benar. Yang perlu dilakukan untuk memverifikasi bukti berdasarkan pengayaan adalah relevansi (tergantung tujuan audit), sumber (di luar/dalam perusahaan), waktu (tergantung tujuan audit), tanggal efektif bukti), objektivitas (non-subjektivitas) dan metode pengumpulan bukti. Oleh karena itu, bukti harus mempertimbangkan materialitas dan risiko, ekonomi, terutama biaya dan manfaat, serta ukuran dan karakteristik populasi.


Auditor harus mempertimbangkan ketepatan bukti audit, ketika mempertimbangkan ketepatan bukti audit, yang dipengaruhi oleh pertimbangan, termasuk pertimbangan profesional, integritas manajemen, manajemen, kepemilikan publik dan terbatas, dan situasi keuangan. Dalam mempertimbangkan kelayakan bukti audit, auditor akan melaksanakan proses audit untuk menghasilkan laporan audit yang otoritatif.

 

Tujuan bukti adalah untuk mendukung pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan probabilitas, dan kedua, tujuan bukti adalah untuk membantu menentukan prosedur audit, jika prosedur tersebut konsisten dengan asersi dan risiko penilaian. Ada 2 jenis bukti audit, yaitu data akuntansi dan data informasi konsolidasi. Data akuntansi memiliki 2 isi: pengendalian internal dan catatan akuntansi, dan informasi lainnya. Konsolidasi memiliki 6 isi yaitu bukti fisik, bukti dokumenter. , perhitungan, kesaksian lisan, perbandingan dan rasio, dan kesaksian dari para ahli. Dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bukti dan hasilnya, kita dapat menemukan betapa pentingnya bukti bagi auditor selama audit

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved