Memahami Pengertian Investor dan
Jenis-Jenisnya Bicara soal investasi, tentunya
istilah investor juga akan selalu dibahas juga. Secara garis besar, investor
adalah pihak yang melakukan investasi. Dan di dalam penjelasan berikut ini,
kamu bisa simak ulasan lebih jelas dan lengkap tentang apa itu investor.
Selamat membaca, ya! Pengertian Investor Dilansir dari Investopedia, investor adalah individu
maupun sebuah entitas (misalnya perusahaan atau reksadana) yang memberikan
modal dengan harapan bahwa mereka akan menerima imbalan secara finansial. Dalam melakukan investasi,
investor bergantung pada berbagai instrumen keuangan yang berbeda-beda untuk
memperoleh tingkat kembalian (rate of return), dan mencapai sasaran
keuangannya. Misal untuk simpanan hari tua, biaya kuliah, atau untuk
mengumpulkan kekayaan dari waktu ke waktu. Ada berbagai jenis investasi yang
bisa dipilih oleh investor, seperti saham, obligasi, reksadana, komoditas,
opsi, logam mulia (misal emas atau perak), dana pensiun, hingga properti.
Ketika melakukan investasi, investor cenderung lebih menyukai risiko rendah
sambil memaksimalkan return. Meski demikian, ada juga investor
dengan tingkat toleransi risiko yang tinggi. Artinya, ia justru dengan sengaja
memilih investasi dengan risiko tinggi untuk mendapatkan return yang
tinggi pula. Investor dan Trader, Beda
atau Sama? Kalau begitu, apakah investor
dan trader itu sama? Ternyata jawabannya adalah tidak. Soalnya,
investor menanamkan modal untuk keuntungan jangka panjang, sementara trader sebatas mencari laba jangka
pendek dengan cara jual-beli sekuritas terus-menerus. Biasanya, investor
menghasilkan return dengan cara menanamkan modal sebagai sebuah
investasi ekuitas atau utang. Lewat investasi ekuitas, investor akan memperoleh
bagian kepemilikan dalam bentuk saham perusahaan yang dapat menghasilkan
dividen di samping capital gain. Sementara itu, investasi utang
bisa jadi berbentuk pinjaman yang diberikan kepada individu atau perusahaan
lain, maupun dengan cara membeli obligasi yang diterbitkan perusahaan maupun
pemerintah. Obligasi ini dapat memberikan hasil berupa pendapatan bunga
obligasi dalam bentuk kupon. Meskipun investor adalah sebuah
istilah tunggal, nyatanya di luar sana ada berbagai jenis investor yang bisa
kamu pilah-pilah. Misalnya berdasarkan tingkat toleransi risiko, modal, gaya
investasi, maupun jangka waktu investasinya. Sebagai contoh, ada investor yang
lebih suka investasi berisiko rendah dengan keuntungan menengah, seperti
sertifikat deposit dan beberapa jenis obligasi. Tapi, ada juga investor yang
tidak ragu mengambil resiko besar untuk memperoleh keuntungan besar. Contohnya
investor yang berinvestasi di pasar mata uang atau saham. Perbedaan lain yang bisa kamu
identifikasi antara investor dan trader adalah jangka waktu
investasinya. Investor biasanya menahan kepemilikannya atas instrumen investasi
untuk bertahun-tahun, bahkan ada juga yang sampai di atas 10 tahun. Sedangkan trader pada
umumnya menahan kepemilikannya atas instrumen investasi untuk periode yang jauh
lebih pendek. Bahkan, trader masih bisa dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori. Misalnya scalp trader yang melakukan jual-beli
bahkan hanya dalam hitungan detik, atau swing trader yang melakukan jual-beli
instrumen investasi yang ia miliki dalam hitungan hari hingga minggu. Jenis-Jenis Investor untuk Bisnismu Kalau kamu kebetulan sedang
berencana untuk merintis usaha sendiri dan sedang mencari investor, kamu tak
perlu bingung. Karena sebenarnya ada begitu banyak individu maupun entitas yang
bisa menjadi investor bagi sebuah bisnis, kok. Apa saja, ya? Simak daftar jenis-jenis investor
berikut ini, seperti yang dilansir dari Forbes dan Larta. 1. Teman dan keluarga. Inilah jenis investor yang perlu
kamu dekati pada tahap awal saat kamu akan memulai bisnismu. Soalnya, kamu
belum punya bukti yang dibutuhkan para investor “sungguhan” untuk menanamkan
modal mereka ke dalam bisnismu. Apalagi, bisnis yang baru akan dimulai masih
sebatas menjual ide saja. Sementara itu, orang-orang di
sekitarmu tak hanya lebih rela menginvestasikan uang mereka ke dalam ide
bisnismu, tapi juga berinvestasi ke kamu. Pasalnya, mereka adalah orang-orang
yang sudah mengenalmu dan mempercayaimu. Ketika meminta teman dan keluarga
jadi investor, dana yang bisa kamu kumpulkan biasanya memang tidak besar. Meski
begitu, kalau orang-orang terdekatmu saja enggan berinvestasi ke dalam ide
bisnismu, kecil pula kemungkinan para investor lainnya untuk melakukan hal yang
sama. Baca Mengenai: Serba-serbi Funding untuk Startup: Pengertian,
Manfaat, dan Tahapannya 2. Bank. Dibandingkan jenis-jenis investor
lainnya dalam daftar ini, bank memang tidak bisa dibilang investor “sungguhan”.
Hanya saja, bank bisa menjadi sumber modal bisnis-mu lewat fasilitas pinjaman
yang mereka sediakan. Bahkan, pinjaman bank bisa dibilang merupakan sumber
pinjaman bagi bisnis yang paling umum. Untuk bisnis kecil maupun startup,
mendapatkan suntikan modal dari bank bisa jadi terasa seperti hal yang sulit.
Meski begitu, seiring dengan meningkatnya kepercayaan bank kepada kamu, bank
akan menawarkan lebih banyak layanan seperti kartu kredit bisnis, pinjaman
dagang, dan sebagainya. 3. Angel investor. Angel investor adalah orang-orang
dengan penghasilan tinggi yang bersedia menanamkan uangnya sebagai modal bagi
bisnis-bisnis yang tengah dibangun, baik itu usaha kecil maupun bisnis startup.
Kamu bisa menghubungi angel investor secara online maupun offline.
Atau kamu bisa juga minta diperkenalkan lewat pendiri bisnis startup lain
yang lebih senior dibandingkan kamu. 4. Akselerator dan
inkubator. Guna mendukung pertumbuhan
ekonomi, tak sedikit program yang secara khusus didesain sebagai akselerator dan inkubator bagi
berbagai bisnis startup maupun usaha kecil dan menengah sekalipun.
Kalau ide bisnismu diterima ke dalam salah satu program ini, kamu bisa
mendapatkan pendanaan yang dapat kamu pakai untuk mengembangkan idemu. Dan jika perjalananmu mulus, kamu
bahkan bisa memiliki kesempatan untuk pitching di hadapan para
investor besar, serta peluang untuk mendapatkan sumber pendanaan lain agar ide
bisnismu bisa di eskalasi ke tingkat selanjutnya. 5. Perusahaan venture
capital (VC atau modal ventura). Bagi para entrepreneur yang
sedang menggalang dana untuk mewujudkan ide bisnis mereka, pendanaan dari venture capital alias VC atau modal
ventura ini bisa dibilang merupakan salah satu tujuan utamanya. Soalnya, modal ventura biasanya
dapat memberikan suntikan dana dalam jumlah yang besar untuk membawa bisnis
menuju kesuksesan dan unggul di tengah persaingan pasar. Tak hanya itu saja,
pendanaan modal ventura juga bisa membantu bisnismu mendapatkan kredibilitas
serta visibilitas yang lebih besar. 6. Investor korporasi. Bagi perusahaan besar atau
korporasi, berinvestasi di bisnis startup ternyata memiliki banyak
keuntungan yang bisa mereka rasakan, lho! Misalnya mendorong angka pertumbuhan
korporasi, diversifikasi aset, hingga mengidentifikasi teknologi dan talenta
lebih dini untuk membantu korporasi dalam menghadapi perubahan di dunia
industri, maupun mendorong pemasukan dan laba. Bahkan, sudah bisa dibilang wajar
bagi korporasi untuk berinvestasi di bisnis startup di luar sana. Tak
hanya itu saja, banyak juga korporasi yang meluncurkan program akselerator dan
inkubator bisnis, beserta ekosistem yang ideal untuk memanfaatkan peluang ini. Investasi dari korporasi bisa
jadi pilihan yang pas jika kamu sudah merasa inilah waktunya untuk membawa
bisnismu ke level selanjutnya, Meski begitu, kamu juga perlu perhatikan sejak
awal bahwa korporasi sudah memiliki sistem yang sangat established,
sehingga kamu perlu mendekati dan mempelajarinya dengan cermat. Jenis-Jenis Investor Lainnya Kalau ulasan di atas secara
spesifik membahas jenis investor dari segi institusi atau entitasnya, Kompas menjelaskan
jenis-jenis investor berdasarkan penanam modal dan peran. Untuk lebih jelasnya,
kamu bisa lihat daftarnya di bawah ini. 1. Jenis investor
berdasarkan penanam modal. Investor institusi, yaitu
investor yang merupakan organisasi, perusahaan, maupun manajer investasi
(karena manajer investasi mewakili perusahaan investasi reksadana). Investor ritel, yaitu investor
individual yang bekerja atas kehendaknya sendiri. Jadi, investor ritel bukanlah
entitas organisasi, dan bukan pula perwakilan dari perusahaan. 2. Jenis investor berdasarkan
peran. Investor aktif, yaitu investor
yang tak hanya sebatas menanamkan modal, tapi juga secara aktif punya andil
dalam mengelola bisnis. Investor pasif, yaitu investor
yang perannya sebatas hanya menanamkan modal ke dalam sebuah bisnis untuk
mendapatkan keuntungan. Jadi, investor pasif tidak turun tangan dalam
pengelolaan bisnis yang ia modali itu.
|