MOTIVASI Motivasi berasal dari kata latin
“movere” yang berarti menggerakkan. Menurut Weiner (1990), motivasi adalah
keadaan internal yang mendorong seseorang untuk bertindak, memotivasi seseorang
untuk mencapai tujuan tertentu, dan membuat individu tetap tertarik pada
aktivitas tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai
motivasi internal dan eksternal
seseorang yang diungkapkan melalui keinginan dan minat, motivasi dan
kebutuhan, keinginan dan aspirasi, pengakuan dan penghargaan. Sementara itu,
Imron (1966) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari kata bahasa Inggris
“motivation”, yang berarti dorongan atau alasan untuk melakukan suatu tindakan
untuk mencapai suatu tujuan. Dari rangkaian definisi faktual di
atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah alasan yang mendorong seseorang
untuk berbuat; menyelesaikan; untuk berhenti dll, tindakan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dari motivasi
tertentu. Motivasi adalah suatu proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dari definisi ini adalah intensitas, arah dan ketekunan. Berdasarkan
hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor, dan teori motivasi
modern, makna motivasi adalah “penyebab” dari tindakan individu. Seseorang
dikatakan bermotivasi tinggi jika memiliki alasan yang sangat kuat untuk
mencapai apa yang sedang dilakukannya dalam
bekerja. Berbeda dengan makna motivasi yang dikembangkan secara sosial, yang
sering disamakan dengan "semangat", dicontohkan dengan percakapan
"Saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa orang tua
menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Oleh karena
itu, harus dipahami bahwa terdapat perbedaan
penggunaan konsep motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi
sebagai nalar, motivasi, dan ada juga yang mengartikan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas,
intensitas mengacu pada seberapa banyak upaya yang dilakukan seseorang, tetapi
intensitas yang tinggi tidak menghasilkan kinerja yang memuaskan kecuali jika
upaya tersebut terkait dengan arah yang bermanfaat bagi organisasi. Sedangkan
unsur terakhir, ketekunan, merupakan ukuran seberapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya. |