• 09.00 s.d. 18.00

1.       Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi (2007, h. 2.4), “Dengan metode tidak langsung laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan dan pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas invesatasi atau pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:

a.      Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan

b.     Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi, dan

c.      Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan

Pola arus kas pada Tabel 15.2 menekankan pentingnya arus kas operasi. Arus kas operasi positif memungkinkan sebuah perusahaan untuk membayar tagihan, kreditur, pemegang saham, dan memiliki kesempatan untuk bergerak tumbuh dan berkembang. Arus kas operasi negatif berarti sebuah perusahaan berada dalam situasi yang kurang menguntungkan, perusahaan harus melihat sumber kas lain, yang akhirnya mengering jika aktivitas operasi tidak berhasil. Dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi positif menunjukkan

nilai kekuatan dan kemampuan keuangan perusahaan, demikian pula sebaliknya untuk dapat terus menghasilkan dan mempertahankan arus kas operasi positif maka diperlukan manajemen modal kerja yang sangat baik. Menurut Darsono (2006, h. 115), ”Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets).” Pada dasarnya, modal kerja merupakan jumlah harta lancar yang menjadi bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk lain dalam suatu kegiatan bisnis, yaitu dari kas berputar ke biaya-biaya operasi, biaya[1]biaya administrasi dan penjualan, persediaan, penjualan, piutang, dan akhirnya kembali menjadi kas. Manajemen modal kerja berarti mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar selalu lebih besar daripada utang lancar. Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal kerja akan sulit untuk menjalankan kegiatan operasinya atau akan macet kegiatan operasinya. Tanpa modal kerja yang cukup, suatu perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan dan dijual. Manajemen modal kerja meliputi:

a.     Manajemen Piutang Dagang

b.     Manajemen Persediaan Barang Dagangan

c.      Manajemen Utang Dagang

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved