Tren pertumbuhan penyaluran kredit berlanjut pada April 2022, seiring dengan pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga, yang mendongkrak permintaan pembiayaan. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada April 2022 intermediasi perbankan tumbuh pesat, yakni 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,65 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit terjadi di seluruh kelompok bank, serta sebagian besar segmen kredit, dan sektor ekonomi, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga. Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit terus melonggar terutama di sektor perdagangan, industri, dan pertanian, seiring menurunnya persepsi risiko kredit. "Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan, kemampuan membayar, dan belanja modal," ujar Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2022, Selasa (24/5/2022). Segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menerima pukulan telak dari pandemi Covid-19 bahkan mencatatkan pertumbuhan signifikan, yakni sebesar 16,75 persen secara yoy pada April 2022.
Tren pertumbuhan kredit juga diikuti dengan manajemen risiko yang baik, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga, yakni 2,99 persen secara bruto dan 0,84 persen neto. "Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap," kata Perry. Suku bunga perbankan terus menurunPada saat bersamaan, bank sentral mencatat suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 80 bps sejak April 2021 menjadi 2,86 persen pada April 2022. Sementara itu, suku bunga kredit baru lebih rendah 43 bps pada periode yang sama, sejalan dengan penurunan SBDK dan perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi. Perbankan dinilai melanjutkan dukungan pembiayaan ke sektor prioritas, dengan pemberian suku bunga kredit yang relatif lebih rendah dibandingkan kredit sektor nonprioritas. "Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional," ucap Perry. |