Korporasi atau Startup,
Beginilah Budaya Kerjanya Budaya kerja adalah hipotesis,
nilai dan norma yang diterapkan berulang kali oleh karyawan atau karyawan yang
dikembangkan dalam organisasi, yang tercermin dalam sikap terhadap perilaku,
keyakinan, cita-cita, pendapat, dan perilaku, keyakinan, cita-cita, pendapat
dan perilaku tersebut tercermin. Untuk bekerja, atau kekuatan untuk
meningkatkan efisiensi kerja. Mangkunegara (2005), budaya kerja
adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal. Triguno (2003), budaya kerja
adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai
yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan
suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap
menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud
sebagai kerja atau bekerja. Nawawi (2003), budaya kerja
adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu
organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas,
namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan
tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan untuk mencapai tujuan. Ndraha (2004), budaya kerja
merupakan sekelompok pikiran dasar atau program mental yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kerja sama manusia yang dimiliki oleh
suatu golongan masyarakat. Hartanto (2009), budaya kerja
adalah perwujudan dari kehidupan yang dijumpai di tempat kerja. Budaya kerja
adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, interaksi
kerja, yang disepakati bersama, dan digunakan dalam kehidupan kerja
sehari-hari. Kamu seorang HR yang baru terjun
ke dunia kerja? Ingin membentuk suatu budaya kerja di perusahaan kamu?
Sebelumnya, ketahuilah bentuk perusahaan kamu terlebih dahulu. Apakah perusahaan kamu itu
korporasi atau startup. Mengapa harus mencari tahu terlebih dahulu? Karena
kedua perusahaan ini memiliki budaya yang berbeda. Lalu dimana perbedaan budayanya?
Artikel ini akan membantu kamu untuk mencari tahu perbedaannya. Jadi lanjut
baca artikel ini ke bawah ya! Budaya Kerja Korporasi Kita mulai dari kata korporasi
dulu ya, agar kalian tidak bertanya-tanya lagi. Jadi kata korporasi secara
etimologis dikenal dari beberapa bahasa, yaitu Belanda dengan istilah corporatie,
Inggris dengan istilah corporation, Jerman dengan istilah corporation,
dan bahasa Latin corporation. Jadi korporasi adalah kelompok orang yang
artinya “mendirikan badan” atau bahasa umumnya perusahaan. Lalu bagaimana dengan buadya
kerja korporasi? Dalam dunia korporasi, korporasi memberikan sesuatu hal yang
berbeda. Mereka yang bekerja di perusahaa korporasi tidak harus menjadi orang
yang tahu semua hal, tetapi hanya fokus pada satu pekerjaan saja. Hal ini disesuaikan dari jabatan
yang akan mereka jalani. Mereka akan bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan
sesuai dengan kemampuan mereka. Dunia korporasi juga menjanjikan
kenaikan gaji berkala dan mereka akan diberikan beberapa tunjangan. Tetapi,
bekerja di dunia korporasi akan terdengar kolot pada jaman sekarang, karena
anak-anak jaman sekarang lebih tertarik pada dunia startup. Memangnya seperti apa sih dunia startup?
Nanti akan kita bahas, tapi kita lanjut dulu ya membahas budaya korporasi. Jadi
dunia korporasi akan menawarkan beberapa nilai plus yang bermanfaat bagi
sebagian orang. Korporasi menjadi tempat yang
ideal bagi mereka yang berkompeten dalam tugas-tugas khusus dan lingkungan yang
stabil. Nah, seperti itulah budaya kerja
di dunia korporasi. Jika kamu ingin menjadi HR di perusahaan korporasi atau
sudah bekerja di dunia korporasi, pastikan kamu memperkerjakan karyawanmu
sesuai dengan posisi yang ia jabat. Lalu, bagaimana dunia startup? Lanjut
baca artikel ini ya! Top of Form Isi form berikut ini untuk
mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini. NAMA LENGKAP* EMAIL* NOMOR HANDPHONE* NAMA PERUSAHAAN* FITUR JOJONOMIC APA YANG INGIN
DICOBA?* Productivity Marketing Finance Human R Operation Intellegence MASALAH , DAN SOLUSI APA YANG
ANDA HARAPKAN?* Bottom of Form Budaya Kerja Startup Jadi startup adalah perusahaan
yang baru saja didirikan berada dalam pengembangan dan penelitian untuk
menemukan pasar yang tepat. Pastinya kamu udah sering banget
dengar nih tentang startup, apalagi di dunia digital ini, karena startup
sendiripun mencari peluang keuntungan dari dunia digital. Lalu bagaimana budaya
kerja yang terbentuk di dunia startup? Berikutlah penjelasannya. Sebagai perusahaan rintisan yang
memperkerjakan pegawai kurang dari seratus orang, startup biasanya
menghilangkan hierarki antara bos dan karyawan, hal ini untuk membuat hubungan
antara bos dan karyawan itu lebih fleksibel. Dalam budaya startup, karyawan
akan memiliki kesempatan untuk memiliki kontak dengan CEO secara teratur,
bertukar ide dengan porsi yang lebih banyak, atau sekedar makan siang bersama
dengan seluruh tim, hal-hal seperti ini tidak akan ditemukan apabila bekerja di
sebuah korporasi. Dalam dunia startup, karyawan
diharapkan saling membantu. Berbeda dengan budaya kerja korporasi yang sudah
dijelaskan di atas, karyawan dalam dunia startup tidak hanya fokus dalam satu
pekerjaan. Mereka yang bekerja di lingkungan
startup bisa juga mengerjakan hal yang memang bukan pekerjaan dari jabatannya.
Sebenarnya hal ini memiliki plus minus, plusnya kamu bisa belajar hal baru dan
juga mengeratkan antar karyawan karena saling membantu, minusnya kamu akan
sulit fokus mengerjakan apa yang harusnya kamu kerjakan. Nah, begitulah sekiranya budaya
kerja dalam dunia korporasi dan startup. Tetapi masih banyak lagi perbedaan
dari budaya kerja dunia korporasi dan startup. Lalu ada apa saja?
Lanjutkan baca artikel ini! Tujuan Budaya Kerja Menetapkan perbedaan yang jelas
antara satu organisasi dan lainnya. Budaya membawa rasa identitas
kepada anggota organisasi. Mendorong munculnya komitmen
tertentu yang melampaui kepentingan pribadi individu. Budaya adalah perekat sosial yang
membantu organisasi bersatu dengan menyediakan karyawan dengan standar praktik
yang sesuai. Merupakan mekanisme pembentukan
dan kontrol makna yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi budaya kerja Batas lingkungan yang signifikan. Sebagai perekat bagi karyawan
perusahaan. Mempromosikan stabilitas sistem
sosial. Mekanisme kontrol untuk
mengontrol dan membimbing sikap dan perilaku karyawan. Sebagai integrator. Membentuk perilaku karyawan. Acuan dalam pembuatan rencana
perusahaan. Sebagai alat komunikasi. Aspek-aspek Budaya Kerja Asumsi dasar tentang pekerjaan.
Dasar atau asumsi dasar atau keyakinan dasar tentang pekerjaan dibentuk dengan
membangun pemikiran logistik. Premisnya adalah pengalaman hidup dan kesimpulan
empiris. Sikap terhadap pekerjaan. Manusia
menunjukkan berbagai sikap terhadap pekerjaan. Sikap adalah kecenderungan jiwa
terhadap sesuatu. Trennya antara penerimaan penuh atau penolakan keras. Perilaku di tempat kerja. Sikap
terhadap pekerjaan, perilaku di tempat kerja lahir. Perilaku menunjukkan cara
seseorang bekerja. Lingkungan kerja dan peralatan
kerja. Dalam lingkungan tersebut, manusia membangun lingkungan kerja yang
nyaman dan menggunakan alat (teknologi) sehingga dapat bekerja secara efektif,
efisien dan produktif. Etika profesi. Istilah “adat
istiadat” diartikan sebagai ciri atau semangat dasar suatu budaya, dan berbagai
ekspresi mengungkapkan keyakinan, kebiasaan, atau perilaku sekelompok orang.
Oleh karena itu semangat sangat erat kaitannya dengan budaya kerja. Unsur-unsur budaya kerja Asumsi dasar. Dalam budaya kerja,
terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat dijadikan pedoman perilaku anggota
dan kelompok dalam suatu organisasi. Bertahan dalam keyakinan. Dalam
budaya kerja, anggota perusahaan memegang dan menjalankan keyakinan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam keyakinan tersebut dapat berupa slogan atau
semboyan, asumsi dasar, tujuan keseluruhan perusahaan, ide atau prinsip bisnis
yang menjelaskan bisnis tersebut. Memimpin atau berkelompok untuk
menciptakan dan mengembangkan budaya kerja. Budaya kerja perlu diciptakan dan
dikembangkan oleh pimpinan perusahaan atau tim di perusahaan. Panduan pemecahan masalah. Di
dalam perusahaan sering muncul dua masalah utama yaitu masalah adaptasi
eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah ini dapat diatasi
melalui asumsi dan keyakinan dasar yang dianut oleh anggota organisasi. Berbagai nilai (value sharing).
Dalam budaya kerja, penting untuk berbagi nilai dari apa yang paling diinginkan
seseorang atau sesuatu yang lebih baik atau lebih berharga. Inheritance (proses belajar).
Asumsi dan keyakinan dasar yang dianut oleh anggota perusahaan perlu diteruskan
kepada anggota baru organisasi untuk dijadikan pedoman dalam berperilaku dan
berperilaku di perusahaan. Adjustment (adaptasi). Untuk itu
diperlukan adanya penyesuaian anggota organisasi sesuai dengan aturan atau
pedoman yang berlaku di organisasi atau organisasi tersebut dan menyesuaikan
perusahaan dengan perubahan lingkungan. Perbedaan Budaya Kerja Korporasi
dan Startup Sekarang mari kita bahas
perbedaan dunia kerja korporasi dan juga startup. Semoga pada bagian ini bisa
menambah pengetahuan kamu tentang budaya kerja dalam dunia kerja. Jadi
perbedaan budaya kerja korporasi dan startup dibagi menjadi tiga, yaitu waktu
kerja, gaji dan tunjangan, dan juga seleksi masuk. Berikutlah penjelasannya! Waktu Kerja Untuk yang pertama adalah waktu
kerjanya, jika dilihat dari waktu kerjanya biasanya startup memiliki jam kerja
yang lebih fleksibel dibandingkan oleh korporasi. Karena dalam bekerja di
perusahaan startup waktu kerjanya ditentukan oleh pekerjaannya. Semakin cepat
dikerjakan, semakin cepat juga selesainya, jika semakin lama dikerjakan ya
semakin lama juga selesainya. Ada terget-target yang ditentukan
dalam sehari, jadi karyawan yang bekerja di startup tidak masalah mereka datang
terlambat asalkan pekerjaannya selesai. Gaji dan Tunjangan Lalu jika dilihat dari gaji dan
juga tunjangan, startup ini identik memberikan gaji yang lebih tinggi
dibandingkan oleh perusahaan korporasi. Taktik tersebut tentu saja
dilakukan agar nantinya bisa mendapatkan talent yang terbaik untuk kemajuan
perusahaan tersebut, karena seperti yang sudah dibahas di atas bahwa startup
adalah perusahaan yang sedang berkembang, jadi dibutuhkan talent-talent yang
berkualitas. Seleksi Masuk Perusahaan Selain itu perbedaan dan budaya
kerja di startup dan korporasi lainnya adalah pada seleksi masuknya startup
lebih menjaring beberapa orang yang didasari dengan koneksi dan tidak terdapat
serangkaian tes yang berbelit. Sehingga akan lebih mudah untuk
masuk ke dalam perusahaan tersebut. Sedangkan untuk korporasi tes masuknya
sendiri cukup berbelit, terlebih jika perusahaan tersebut sudah besar. Namun
dengan demikian akan mendapatkan pekerja dengan kualitas dan kemampuan yang
baik. Budaya Kerja yang Positif Walaupun bentuk-bentuk perusahaan
berbeda dengan budaya yang berbeda, kamu seorang HR harus bisa loh membangun
budaya kerja yang positif. Berikut lah cara membangun budaya kerja yang
positif: Lingkungan Kerja Produktif Karyawan akan merasa senang dan
menikmati suasana saat bekerja ketika mereka merasa nyaman dan mendapatkan
suasana yang kondusif di kantor. Jadi sebisa mungkin kamu jangan
memberikan intimidasi pada karyawan yang berada di kantormu, itu akan membuat
mereka merasa sungkan dan menghindar. Hal ini bisa membuat karyawan menjadi
tidak produktif. Komunikasi Terbuka dan Jujur Sudah bukan rahasia lagi bahwa
politik kantor biasanya menyebabkan suasana dan budaya kerja menjadi sangat
tidak kondusif. Jika karyawan bisa menciptakan komunikasi yang jujur, terbuka
terhadap feedback, serta bahu membahu untuk menyelesaikan suatu masalah, maka selamat,
karena itu menandakan budaya kerja yang positif di suatu organisasi! Suasana Seru Tidak ada salahnya untuk sesekali
tertawa bersama dan menikmati candaan di tengah-tengah penatnya bekerja. Dengan
begini, karyawan bisa merasa rileks dan lebih tidak stress dibandingkan mereka
yang hanya serius bekerja selama seharian penuh. Ada Penghargaan dan Motivasi Setiap individu di dalam
organisasi sudah bekerja keras untuk mencapai target. Tidak ada salahnya untuk
memberikan penghargaan dan motivasi berupa bonus, promosi, sertifikat, atau
hadiah lainnya kepada karyawan yang sudah berjasa bagi perusahaan. Kerjasama yang Baik Bukannya tidak mungkin apabila
ada anggota tim yang menggunakan cara kotor untuk mendapatkan kesuksesannya
sendiri. Budaya kerja yang baik diharapkan bisa mengurangi karyawan seperti
ini, dan malah mendorong mereka untuk membangun tim dengan kerjasama yang baik.
|