Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM)
mendorong pengembangan koperasi-koperasi pangan berbasis sistem pertanian
terintegrasi di Indonesia. Sistem pertanian terintegrasi (integrated farming
system), yang mengelola potensi pertanian dari hulu ke hilir, dianggap menjadi
model yang pas untuk ditiru para petani dan peternak, maupun koperasi di sektor
pangan. Tak hanya dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan petani, integrated
farm ini juga diyakini mampu memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Integrated Farming System sendiri, merupakan sistem pertanian dengan upaya
memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan
ternak dan perikanan, untuk mendapatkan agro ekosistem, yang mendukung produksi
pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya
alam. "Ini semacam menciptakan sirkulasi ekonomi. Yang saya lihat
contohnya yang ada di Mas Ihsan Farm ini dalam 1 hektare (ha) saja bisa
menghasilkan omzet hingga Rp 12 miliar per tahun. Kalau model seperti ini
diadopsi, bukan hanya petaninya yang sejahtera, tetapi juga menjaga ketahanan
pangan kita," ucap Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam siaran
pers. Teten mengatakan, peternakan merupakan salah satu subsektor
yang memberikan kontribusi pada perekonomian nasional serta mampu menyerap
tenaga kerja secara signifikan. Sektor peternakan menyumbang kontribusi sebesar
16,04 persen terhadap total PDB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada
triwulan II-2021, meningkat 7,07 persen year on year (yoy). Sementara dari data
SUTAS BPS 2018 mencatat, bahwa dari 27,6 juta pelaku usaha di sektor pangan,
48,9 persen atau 13,5 juta pelaku usaha begerak di sektor peternakan. Dalam
sektor perternakan ini terdiri dari tiga komoditas utama yaitu 49,3 persen ayam
atau 6,7 juta pelaku usaha, 34,2 persen sapi potong atau 4,6 juta pelaku usaha,
dan 22,5 persen kambing atau 3 juta pelaku usaha. "Tapi tantangannya dewasa
ini, masih banyak skala usahanya masih kecil-kecil dan perorangan. Sekitar 90
persen dari pelaku usaha perunggasan di Tanah Air merupakan peternak unggas
mandiri/perorangan, sehingga sulit menghadapi persaingan dengan konglomerasi
peternakan," sebut Teten. Untuk itu, terkait model integrated farm yang diterapkan Mas
Ihsan Farm, Teten memastikan akan mengajak sang pemilik, Sri Darmono Susilo
untuk menjadi inkubator mitra kementerian, melalui program inkubator usaha yang
ada di LPDB-KUMKM. "Segera secepatnya setelah dari sini saya instruksikan
dan koordinasi dengan Sekretaris KemenKopUKM Pak Arif, kami ajak Mas Ihsan Farm
untuk mengembangkan model pertanian integrasi bersama inkubator di LPDB. Yang
pasti tahun 2022 ini sudah harus jalan," tegas Teten. KemenKopUKM
kata Teten, kian memperkuat korporatisasi peternak sebagai bagian dari program
besar kementerian dalam pengembangan koperasi di sektor produksi. Hal ini
sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendorong korporasi
sektor pangan. "Di mana peternak yang skala usahanya masih kecil-kecil dan
perorangan dapat berbisnis dalam skala ekonomi dan lebih efisien, sehingga
kesejahteraannya meningkat," imbuhnya.
sumber:
https://umkm.kompas.com/read/2022/02/07/125238083/kemenkopukm-dorong-koperasi-pangan-berbasis-integrated-farming?page=2 |