Kapitalisasi Perusahaan Nama
perusahaan Berkshire Hathaway, yang dimiliki oleh Warren Buffett, seorang selebriti
yang tidak perlu dijelaskan lagi, kini memiliki rekor harga saham tertinggi di
dunia: pada 9 Mei 2023, harga saham perusahaan ini mencapai USD 497.000 per
lembar. Jika dirupiahkan, harga tersebut setara dengan Rp 7.558.873.000,00,
sebuah angka yang mengesankan untuk satu lembar saham. Dalam
hal kapitalisasi pasar, pemimpinnya adalah Apple, dengan kapitalisasi pasar
sebesar USD 2.535 juta pada tahun 2022. Sekali lagi, apa dan siapa di balik ini
tidak perlu dijelaskan. Dari sepuluh besar perusahaan dengan kapitalisasi pasar
terbesar di dunia, sembilan di antaranya adalah perusahaan Amerika Serikat,
dengan hanya satu perusahaan dari negara lain, yaitu Saudi Aramco, yang
menyelinap ke posisi ketiga. Data ini dengan jelas menunjukkan pengaruh ekonomi
AS terhadap ekonomi global. Di
Indonesia, sepuluh perusahaan teratas dalam hal kapitalisasi adalah
perusahaan-perusahaan milik negara: di tempat pertama adalah BCA dengan USD
71,86 miliar; di tempat kedua adalah BRI dengan USD 47,86 miliar; di tempat
keempat adalah Bank Mandiri dengan USD 31,44 miliar; di tempat kelima adalah
Telkom dengan USD 25,19 miliar; di tempat kesembilan adalah BNI dengan USD
11,65 miliar; dan di tempat kesepuluh adalah Bank Mandiri dengan USD 11,65
miliar. USD 11,65 miliar. Secara kebetulan, sembilan dari sepuluh perusahaan
dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia adalah perusahaan-perusahaan
Amerika Serikat dan tidak ada satupun yang dimiliki oleh pemerintah.
Langkah-langkah perlu diambil untuk mengejar ketertinggalan dari para pemimpin pasar dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan ekonomi sebuah negara tercermin dari seberapa baik kinerja perusahaan-perusahaannya di panggung global. Pemerintah berperan dalam hal ini dan dapat memberikan dampak positif pada perusahaan-perusahaan domestik melalui kebijakan fiskal dan moneter. https://www.pajak.go.id/id/artikel/berkshire-hathaway-apple-dan-perusahaan-perusahaan-indonesia
Penulis: Abda Alif Yakfiy,
pegawai Direktorat Jenderal Pajak |