• 09.00 s.d. 18.00

Inflasi hijau, atau yang sering disebut juga sebagai inflasi berkelanjutan atau inflasi hijau-ekonomi, merupakan sebuah konsep ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang berlangsung seiring dengan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dari sudut pandang kuantitatif, melainkan juga memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam. Konsep ini menciptakan paradigma baru di mana pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan pelestarian lingkungan.

Ciri-ciri Inflasi Hijau:

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Ramah Lingkungan: Inflasi hijau mengadvokasi pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya mengandalkan eksploitasi sumber daya alam, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Pertumbuhan ekonomi seharusnya mendukung pemulihan ekosistem alam dan melestarikan keanekaragaman hayati.

2. Inovasi Teknologi dan Ramah Lingkungan: Inflasi hijau mendorong pengembangan dan penerapan teknologi yang berfokus pada keberlanjutan. Inovasi-inovasi ini termasuk penggunaan energi terbarukan, teknologi efisiensi energi, dan pengurangan limbah.

3. Sosial-Ekonomi yang Seimbang: Inflasi hijau memperhatikan aspek sosial-ekonomi dengan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi memberikan manfaat kepada seluruh lapisan masyarakat. Distribusi pendapatan yang lebih adil dan akses yang lebih baik terhadap layanan dasar menjadi fokus dalam konsep ini.

Bahaya yang Mungkin Dihadapi Inflasi Hijau:

1) Transisi Ekonomi yang Tidak Lancar: Implementasi inflasi hijau dapat menghadapi hambatan dalam transisi ekonomi. Pergeseran dari model ekonomi konvensional ke model yang lebih berkelanjutan bisa menimbulkan ketidakpastian dan perlawanan dari pihak-pihak yang mungkin terpengaruh secara ekonomi.

2) Biaya Investasi yang Tinggi: Mengadopsi teknologi dan praktik yang ramah lingkungan seringkali memerlukan investasi awal yang tinggi. Beberapa sektor industri mungkin mengalami kesulitan dalam menanggung biaya tersebut, terutama jika insentif atau dukungan pemerintah tidak mencukupi.

3) Ketidakpastian Regulasi: Perubahan dalam regulasi dan kebijakan pemerintah untuk mendukung inflasi hijau dapat menciptakan ketidakpastian di antara pelaku usaha. Bisnis yang tidak siap untuk beradaptasi dengan perubahan regulasi mungkin mengalami kesulitan.

4) Inflasi hijau menciptakan landasan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan, tetapi tantangan dalam implementasinya menunjukkan perlunya kerjasama antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat untuk mencapai tujuan ini.

Sumber:

1. Dresner, S. (2002). The Principles of Sustainability. Earthscan.

2. Stern, N. (2006). Stern Review on the Economics of Climate Change. HM Treasury.

3. Hawken, P., Lovins, A., & Lovins, L. H. (1999). Natural Capitalism: Creating the Next Industrial Revolution. Back Bay Books.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved