Lembaga Administrasi Negara
(LAN) menyelenggarakan diskusi bertajuk Adopsi Budaya Kerja NETFLIX bagi
Aparatur Sipil Negara (ASN), Selasa (26/7). Diskusi ini merupakan bagian dari
pelatihan kepemimpinan administrator yang diikuti 40 peserta dari beragam institusi
kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah. Netflix menarik dibahas karena
seiring dengan perjalanan sejarah teknologi dunia. Revolusi Industri 1.0
ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt pada Abad 17 di Inggris.
Revolusi industri saat itu mengubah sistem ekonomi dan tata sosial yang
sebelumnya bertumpu pada sektor pertanian dengan tenaga manusia dengan
produktivitas rendah.
Kemudian terjadi revolusi industri 2.0 di awal
abad ke-20 yang dikenal dengan revolusi teknologi. Revolusi industri yang
terjadi ini ditandai dengan penemuan tenaga listrik. Proses produksi yang
sebelumnya menggunakan mesin uap lalu digantikan dengan tenaga listrik.
Kemudian, kemunculan revolusi industri 3.0 yang terjadi pada akhir abad ke-20
ditandai adanya teknologi digital serta internet. Revolusi industri 3.0 ini
dipicu adanya berbagai mesin yang dapat bergerak dan juga berpikir secara otomatis,
yang dibuat dalam bentuk komputer dan juga robot. Selain itu, puncak revolusi
industri 3.0 ditandai adanya revolusi digital. Tahapan keempat, yaitu Revolusi
Industri 4.0 di mana transformasi komprehensif melalui penggabungan antara
teknologi digital serta internet dengan industri konvensional. Industri 4.0
pada dasarnya berdampak pada tiga aspek, yakni Internet of Things (IoT),
Artificial Intelegence (AI) dan manajemen big data.
Implementasi IoT antara lain: media sosial,
e-commerce, aplikasi transportasi dan jasa-jasa lain, salah satunya adalah
streaming video online. Netflix merupakan jaringan televisi internet dunia yang
fokus pada layanan pengaliran (streaming) media digital khususnya film dan
program televisi, termasuk beberapa program yang dibuat oleh Netflix sendiri.
Yang menarik untuk dipelajari adalah kesuksesan Netflix untuk berkembang
menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia, hingga saat ini layanan Netflix
telah beroperasi lebih dari 190 negara, dengan lebih dari 140 juta pelanggan.
Salah satu faktor kesuksesan Netflix adalah
beradaptasi pada perubahan. Pada awal berdiri, Netflix hanya perusahaan
penjualan dan persewaan DVD. Kemudian bertransformasi dengan menyediakan
layanan streaming termasuk rumah produksi film dan program televisi. Netflix
menerapkan nilai-nilai utama yang dijunjung tinggi, yaitu: "fleksibilitas,
kejujuran dan keterbukaan". Dengan kata lain, perusahaan mendorong
karyawan untuk berpikir mandiri dan kreatif daripada hanya melakukan yang
dianggap benar oleh atasan. Netflix mengharapkan karyawan dapat berjuang untuk
keunggulan dan bekerja sebagai tim untuk mencapai hasil terbaik. Dampak dari
kebijakan tersebut adalah meningkatnya produktivitas, kreativitas, inisiatif.
Selain itu, tingginya tingkat kepuasan dan kesejahteraan karyawan, meningkatkan
kepercayaan serta rasa hormat karyawan terhadap perusahaan, hingga jam kerja
yang fleksibel dan optimal.
Hasting mendorong karyawan Netflix untuk
mengekspresikan diri dengan niat yang positif. Kepercayaan tersebut ditujukan
menghasilkan perasaan memiliki, komitmen, serta tanggung jawab bersama. Sebagai
layanan video streaming langganan terbesar di dunia, Netflix memiliki filosofi
utama people over process. Netflix kerap kali menghadirkan pendekatan yang
kreatif dan disruptif dalam mempromosikan layanannya. Untuk melakukan hal
tersebut, dibutuhkan inovasi yang terus berdatangan. Reed Hastings percaya,
budaya perusahaan Netflix yang minim intervensi akan bermuara pada
inovasi-inovasi yang revolusioner. Reed Hastings ingin mengimplikasikan bahwa
para karyawan Netflix telah mengantongi kepercayaan dari level manajerial untuk
melakukan yang terbaik.
Bercermin pada perkembangan Netflix serta
penerapan budaya organisasinya, ada hal positif yang dapat diterapkan pada
lembaga pemerintahan/sektor publik atau birokrasi untuk menghadapi era 4.0
dalam memberikan layanan prima kepada publik. Pada tahun 2021, Presiden Joko
Widodo telah mencanangkan core values ASN BerAKHLAK dan employer branding #ASN
Bangga Melayani Bangsa. BerAKHLAK singkatan dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Pencanganan ini
bertujuan menyamakan nilai-nilai dasar seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat
menjadi penyemangat bagi ASN untuk selalu bangga melayani bangsa. Transformasi
birokrasi 4.0 dapat disesuaikan dengan fase reformasi birokrasi yang pernah
dijalankan. Transformasi birokrasi 4.0 sebenarnya adalah bentuk lain dari
reformasi birokrasi yang terus berkesinambungan.
sumber: https://money.kompas.com/read/2022/07/28/070000526/adopsi-budaya-kerja-netflix-pada-birokrasi?page=3
|