• 09.00 s.d. 18.00

Memahami Pengertian Investor dan Jenis-Jenisnya

Bicara soal investasi, tentunya istilah investor juga akan selalu dibahas juga. Secara garis besar, investor adalah pihak yang melakukan investasi. Dan di dalam penjelasan berikut ini, kamu bisa simak ulasan lebih jelas dan lengkap tentang apa itu investor. Selamat membaca, ya!

Pengertian Investor

Dilansir dari Investopedia, investor adalah individu maupun sebuah entitas (misalnya perusahaan atau reksadana) yang memberikan modal dengan harapan bahwa mereka akan menerima imbalan secara finansial. 

Dalam melakukan investasi, investor bergantung pada berbagai instrumen keuangan yang berbeda-beda untuk memperoleh tingkat kembalian (rate of return), dan mencapai sasaran keuangannya. Misal untuk simpanan hari tua, biaya kuliah, atau untuk mengumpulkan kekayaan dari waktu ke waktu.

Ada berbagai jenis investasi yang bisa dipilih oleh investor, seperti saham, obligasi, reksadana, komoditas, opsi, logam mulia (misal emas atau perak), dana pensiun, hingga properti. Ketika melakukan investasi, investor cenderung lebih menyukai risiko rendah sambil memaksimalkan return.

Meski demikian, ada juga investor dengan tingkat toleransi risiko yang tinggi. Artinya, ia justru dengan sengaja memilih investasi dengan risiko tinggi untuk mendapatkan return yang tinggi pula. 

Investor dan Trader, Beda atau Sama?

Kalau begitu, apakah investor dan trader itu sama? Ternyata jawabannya adalah tidak. Soalnya, investor menanamkan modal untuk keuntungan jangka panjang, sementara trader sebatas mencari laba jangka pendek dengan cara jual-beli sekuritas terus-menerus.

Biasanya, investor menghasilkan return dengan cara menanamkan modal sebagai sebuah investasi ekuitas atau utang. Lewat investasi ekuitas, investor akan memperoleh bagian kepemilikan dalam bentuk saham perusahaan yang dapat menghasilkan dividen di samping capital gain. 

Sementara itu, investasi utang bisa jadi berbentuk pinjaman yang diberikan kepada individu atau perusahaan lain, maupun dengan cara membeli obligasi yang diterbitkan perusahaan maupun pemerintah. Obligasi ini dapat memberikan hasil berupa pendapatan bunga obligasi dalam bentuk kupon.

Meskipun investor adalah sebuah istilah tunggal, nyatanya di luar sana ada berbagai jenis investor yang bisa kamu pilah-pilah. Misalnya berdasarkan tingkat toleransi risiko, modal, gaya investasi, maupun jangka waktu investasinya. 

Sebagai contoh, ada investor yang lebih suka investasi berisiko rendah dengan keuntungan menengah, seperti sertifikat deposit dan beberapa jenis obligasi. Tapi, ada juga investor yang tidak ragu mengambil resiko besar untuk memperoleh keuntungan besar. Contohnya investor yang berinvestasi di pasar mata uang atau saham.

Perbedaan lain yang bisa kamu identifikasi antara investor dan trader adalah jangka waktu investasinya. Investor biasanya menahan kepemilikannya atas instrumen investasi untuk bertahun-tahun, bahkan ada juga yang sampai di atas 10 tahun. 

Sedangkan trader pada umumnya menahan kepemilikannya atas instrumen investasi untuk periode yang jauh lebih pendek. Bahkan, trader masih bisa dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Misalnya scalp trader yang melakukan jual-beli bahkan hanya dalam hitungan detik, atau swing trader yang melakukan jual-beli instrumen investasi yang ia miliki dalam hitungan hari hingga minggu.

Jenis-Jenis Investor untuk Bisnismu

Kalau kamu kebetulan sedang berencana untuk merintis usaha sendiri dan sedang mencari investor, kamu tak perlu bingung. Karena sebenarnya ada begitu banyak individu maupun entitas yang bisa menjadi investor bagi sebuah bisnis, kok. Apa saja, ya?

Jenis-Jenis Investor untuk Bisnismu

Simak daftar jenis-jenis investor berikut ini, seperti yang dilansir dari Forbes dan Larta.

1. Teman dan keluarga.

Inilah jenis investor yang perlu kamu dekati pada tahap awal saat kamu akan memulai bisnismu. Soalnya, kamu belum punya bukti yang dibutuhkan para investor “sungguhan” untuk menanamkan modal mereka ke dalam bisnismu. Apalagi, bisnis yang baru akan dimulai masih sebatas menjual ide saja.

Sementara itu, orang-orang di sekitarmu tak hanya lebih rela menginvestasikan uang mereka ke dalam ide bisnismu, tapi juga berinvestasi ke kamu. Pasalnya, mereka adalah orang-orang yang sudah mengenalmu dan mempercayaimu.

Ketika meminta teman dan keluarga jadi investor, dana yang bisa kamu kumpulkan biasanya memang tidak besar. Meski begitu, kalau orang-orang terdekatmu saja enggan berinvestasi ke dalam ide bisnismu, kecil pula kemungkinan para investor lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Baca Mengenai: Serba-serbi Funding untuk Startup: Pengertian, Manfaat, dan Tahapannya

2. Bank.

Dibandingkan jenis-jenis investor lainnya dalam daftar ini, bank memang tidak bisa dibilang investor “sungguhan”. Hanya saja, bank bisa menjadi sumber modal bisnis-mu lewat fasilitas pinjaman yang mereka sediakan. Bahkan, pinjaman bank bisa dibilang merupakan sumber pinjaman bagi bisnis yang paling umum.

Untuk bisnis kecil maupun startup, mendapatkan suntikan modal dari bank bisa jadi terasa seperti hal yang sulit. Meski begitu, seiring dengan meningkatnya kepercayaan bank kepada kamu, bank akan menawarkan lebih banyak layanan seperti kartu kredit bisnis, pinjaman dagang, dan sebagainya.

3. Angel investor.

Angel investor adalah orang-orang dengan penghasilan tinggi yang bersedia menanamkan uangnya sebagai modal bagi bisnis-bisnis yang tengah dibangun, baik itu usaha kecil maupun bisnis startup. Kamu bisa menghubungi angel investor secara online maupun offline. Atau kamu bisa juga minta diperkenalkan lewat pendiri bisnis startup lain yang lebih senior dibandingkan kamu.

4. Akselerator dan inkubator.

Guna mendukung pertumbuhan ekonomi, tak sedikit program yang secara khusus didesain sebagai akselerator dan inkubator bagi berbagai bisnis startup maupun usaha kecil dan menengah sekalipun. Kalau ide bisnismu diterima ke dalam salah satu program ini, kamu bisa mendapatkan pendanaan yang dapat kamu pakai untuk mengembangkan idemu.

Dan jika perjalananmu mulus, kamu bahkan bisa memiliki kesempatan untuk pitching di hadapan para investor besar, serta peluang untuk mendapatkan sumber pendanaan lain agar ide bisnismu bisa di eskalasi ke tingkat selanjutnya.

5. Perusahaan venture capital (VC atau modal ventura).

Bagi para entrepreneur yang sedang menggalang dana untuk mewujudkan ide bisnis mereka, pendanaan dari venture capital alias VC atau modal ventura ini bisa dibilang merupakan salah satu tujuan utamanya. 

Soalnya, modal ventura biasanya dapat memberikan suntikan dana dalam jumlah yang besar untuk membawa bisnis menuju kesuksesan dan unggul di tengah persaingan pasar. Tak hanya itu saja, pendanaan modal ventura juga bisa membantu bisnismu mendapatkan kredibilitas serta visibilitas yang lebih besar.

6. Investor korporasi.

Bagi perusahaan besar atau korporasi, berinvestasi di bisnis startup ternyata memiliki banyak keuntungan yang bisa mereka rasakan, lho! Misalnya mendorong angka pertumbuhan korporasi, diversifikasi aset, hingga mengidentifikasi teknologi dan talenta lebih dini untuk membantu korporasi dalam menghadapi perubahan di dunia industri, maupun mendorong pemasukan dan laba. 

Bahkan, sudah bisa dibilang wajar bagi korporasi untuk berinvestasi di bisnis startup di luar sana. Tak hanya itu saja, banyak juga korporasi yang meluncurkan program akselerator dan inkubator bisnis, beserta ekosistem yang ideal untuk memanfaatkan peluang ini.

Investasi dari korporasi bisa jadi pilihan yang pas jika kamu sudah merasa inilah waktunya untuk membawa bisnismu ke level selanjutnya, Meski begitu, kamu juga perlu perhatikan sejak awal bahwa korporasi sudah memiliki sistem yang sangat established, sehingga kamu perlu mendekati dan mempelajarinya dengan cermat.

Jenis-Jenis Investor Lainnya

Kalau ulasan di atas secara spesifik membahas jenis investor dari segi institusi atau entitasnya, Kompas menjelaskan jenis-jenis investor berdasarkan penanam modal dan peran. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa lihat daftarnya di bawah ini.

1. Jenis investor berdasarkan penanam modal. 

Investor institusi, yaitu investor yang merupakan organisasi, perusahaan, maupun manajer investasi (karena manajer investasi mewakili perusahaan investasi reksadana).

Investor ritel, yaitu investor individual yang bekerja atas kehendaknya sendiri. Jadi, investor ritel bukanlah entitas organisasi, dan bukan pula perwakilan dari perusahaan.

2. Jenis investor berdasarkan peran.

Investor aktif, yaitu investor yang tak hanya sebatas menanamkan modal, tapi juga secara aktif punya andil dalam mengelola bisnis.

Investor pasif, yaitu investor yang perannya sebatas hanya menanamkan modal ke dalam sebuah bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Jadi, investor pasif tidak turun tangan dalam pengelolaan bisnis yang ia modali itu.

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved